Jakarta -
Jika teman-teman berkunjung ke Kebun teh Kayu Aro, bila beruntung kita akan menemui 'serayo' atau dalam bahasa Indonesia tradisi gotong royong. Masih sangat kental di sana. Dalam hal apapun, misalnya menanam, panen dan juga saat ada pesta pernikahan.
Beruntungnya saya, bisa melihat warga yang sedang bergotong royong memindahkan rumah panggung. Saat pemindahan warga laki-laki berduyun-duyun datang dan memikul rumah tersebut ke tempat tujuan yang baru.
Dengan komando hitungan dan nyanyian, masyarakat kompak bergerak hingga rumah tersebut dipindahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kearifan lokal yang juga saya temui di masyarakat daerah Kayu Aro adalah 'minum kawo', yaitu ajakan untuk singgah atau mampir. Ini memperlihatkan sikap keramahan dan kehangatan untuk naik ke atas rumah, berhenti sejenak sambil menikmati kawo bersama.
Kawo merupakan racikan pucuk kopi yang diolah secara khusus seperti seduan teh. Rasanya unik, dengan aroma pucuk kopi yang segar. Konon memiliki khasiat baik untuk tubuh.
Sekarang 'minum kawo' tidak berarti akan dihidangkan minuman kawo, namun ini ungkapan ajakan, bisa jadi yang dihidangkan teh, susu jahe bahkan camilan.
Penutup Nah, itulah sedikit cerita tentang indahnya kebun teh Kayu Aro Kerinci, semakin indah dengan kearifan lokal yang terus dipertahankan.
Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini.
(sym/sym)