Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan bangunan dan investasi milik BUMN PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menargetkan pendapatan perjanjian tahun ini sebesar Rp 32 triliun. Direktur Keuangan Agus Purbianto mengungkapkan, hingga 25 Agustus 2024, PTPP mempunyai nilai perjanjian baru sebesar Rp 17.38 triliun dengan sumber biaya sebesar 38% dari pemerintah, 38% dari swasta, dan 24% dari BUMN.
Adapun proyek-proyek tersebut terdiri dari sektor jalan dan jembatan sebesar 54%, gedung 28%, industri 14%, dan sisanya berasal dari bendungan, pelabuhan, dan lainnya.
"Target di semester II tetap optimis bakal sampai lantaran semester II proyek IKN bakal selesai tahun ini, kebanyakan disana. Ini bakal mendrive (pendapatan) sisa tahun. Dan ada proyek di luar IKN di Jalan tol nan bakal selesai tahun ini juga," ujarnya dalam konvensi pers secara virtual, Rabu (28/8).
Tercatat, hingga semester I tahun 2024 PTPP mencatatkan pendapatan sebesar Rp 8,79 triliun dengan kenaikan sebesar 9,28% secara tahunan. Terdapat kenaikan untung operasi sebesar 16,77% secara tahunan dengan pencapaian sebesar Rp 1,14 triliun.
Agus menegaskan bahwa PTPP bakal konsentrasi dalam menjalankan strategi perusahaan ialah perkuatan core business bangunan dalam rangka mencapai sasaran akhir tahun. "Saat ini konsentrasi perusahaan ialah mengoptimalisasi keahlian perusahaan dalam rangka mencapai sasaran di akhir tahun 2024," imbuhnya.
Dalam kesempatan nan sama, Direktur Operasi Bidang Gedung PTPP Yuyus Juarsa mengatakan, pada tahum ini PTPP mempunyai strategi perusahaan ialah excellent construction and Aligned Investment.
Untuk mencapai sasaran perusahaan, pada aspek bangunan alias operasi PTPP melakukan optimasi burn rate dan peningkatan market share khususnya pada prasarana dan gedung, selektif pada proyek turnkey serta konsentrasi pada proyek dengan sumber biaya secure, dan partisipasi selektif dengan expertise pada sektor EPC.
Pada aspek Investasi, Perseroan bakal konsentrasi pada investasi nan prudent serta percepatan asset recycling dan divestasi, realignment upaya induk, anak, dan afiliasi, serta penyehatan finansial anak perusahaan utamanya sektor properti dan energi.
"Perseroan konsentrasi dalam penurunan leverage perusahaan, memperkuat proses manajemen akibat dan governance, optimasi people management melalui percepatan kompetensi dan pengembangan karir SDM, mengedepankan penemuan dan enterprise architecture, serta penerapan ESG dan sustainable construction nan lebih ekstensif," pungkasnya.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pendapatan MPX Logistics Melonjak 53% di Semester I-2024
Next Article PTPP Bagikan Paket Sembako Murah dan Bazar UMKM di Kawasan IKN