Harga Minyak Mentah Melempem Buntut Insiden Penembakan Trump

Sedang Trending   by: Fita Rahayu 4 bulan yang lalu

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak turun lantaran dolar menguat di tengah ketidakpastian politik di AS menyusul serangan terhadap calon presiden AS Donald Trump.

Berdasarkan data Refinitiv pada Senin (15/7/2024) nilai minyak mentah Brent tercatat US$82,01 per barel, turun 0,26% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara minyak mentah referensi West Texas Intermediate (WTI) turun 0,19% ke US$84,84 per barel.

Dolar menguat dan obligasi berjangka AS tergelincir lantaran investor serangan terhadap Trump bakal membikin kemenangannya dalam pemilihan presiden mendatang lebih mungkin terjadi. 

"(Dolar AS) diharapkan menjadi penerima faedah dari upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Trump lantaran meningkatkan kesempatan terpilihnya kembali," kata analis pasar IG Tony Sycamore.

Penguatan dolar condong menurunkan nilai minyak lantaran pembeli nan menggunakan mata duit lain kudu bayar lebih untuk minyak mentah dalam mata duit dolar.

Di Timur Tengah, perundingan untuk mengakhiri bentrok Gaza antara Israel danHamas terhenti pada hari Sabtu setelah tiga hari, meskipun seorang pejabat Hamas mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya belum menarik diri dari diskusi. Pada saat nan sama, serangan Israel nan menargetkan pemimpin militer golongan tersebut menewaskan 90 orang pada hari Sabtu.

Ketidakpastian seputar situasi nan bergolak ini telah membikin nilai geopolitik minyak tetap tinggi.

Sementara itu, impor minyak mentah China turun 2,3% pada semester pertama tahun ini menjadi 11,05 juta barel per hari di tengah melemahnya permintaan bahan bakar dan lantaran penyulingan independen mengurangi produksi lantaran lemahnya margin keuntungan.

Negara ini diperkirakan bakal merilis info pada hari Senin nan menunjukkan bahwa perekonomiannya kemungkinan melambat pada kuartal kedua lantaran penurunan properti nan berkepanjangan dan ketidakamanan lapangan kerja membebani permintaan domestik, sehingga menjaga ekspektasi bahwa Beijing perlu mengeluarkan lebih banyak stimulus tetap hidup.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Hadapi Double Hit, Pasar Keuangan Kebakaran?

Next Article Timur Tengah Membara, Harga Minyak Dunia Kembali Panas
(ras/ras)

Selengkapnya
Sumber Konten Market
Author  Fita Rahayu
Konten Market