Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang nan hanya mengenal Warrent Buffett sebagai investor. Namun, rupanya sosok Peter Lynch juga tak kalah mengesankan. Peter Lynch merupakan penanammodal legendaris nan mempunyai rata-rata pertumbuhan investasi hingga 29,2% dalam periode 1977-1990.
Kinerja portfolio Peter Lynch membikin reksa biaya Magellan Fund diakui sebagai performa terbaik di dunia.
Strategi investasi Peter Lynch berfokus pada growth stock alias perusahaan nan bertumbuh beriringan dengan performa biaya kelolaannya.
Kemahiran Peter Lynch dalam memilih saham disebabkan oleh kemampuannya dalam memahami bisnis, hingga produk dari perusahaan nan diinvestasikan.
Dalam bukunya One Up on Wallstreet, Peter Lynch membikin kategorisasi saham-saham untuk memudahkan penanammodal memahami karakter perusahaan.
Slow growers (pertumbuhan lambat)
Perusahaan slow growers alias bertumbuh lambat biasanya disebabkan oleh bisnisnya nan sudah mulai mature alias potensi pasar sudah mentok.
Pertumbuhan nan melambat biasanya disebabkan oleh penemuan nan terbatas dan pasar mulai jenuh.
Pertumbuhan perusahaan slow grower biasanya mempunyai pertumbuhan di bawah pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.
Terbatasnya pertumbuhan disebabkan oleh pertumbuhan nan berjuntai pada peningkatan jumlah masyarakat dan tingkat konsumsi akibat sasaran pasar sudah maksimal.
Biasanya, perusahaan jenis ini mempunyai kapitalisasi pasar nan besar alias tergolong sebagai big cap.
Emiten kategori ini condong menarik untuk diinvestasikan saat terjadi resesi, lantaran bisnisnya condong stabil dan membagikan dividen dengan nilai tinggi.
Selain itu, perusahaan nan sudah melambat bakal condong berisiko untuk melakukan perubahan besar. Hal tersebut bakal mengganggu tatanan bisnis, sehingga Peter Lynch memberinya istilah 'diworsification' alias diversifikasi nan malah memperburuk.
Salah satu perusahaan nan masuk kategori ini adalah PT Gudang Garam Tbk. Pangsa pasar industri rokok sudah cukup jenuh, sehingga pemegang saham memutuskan untuk menikmati hasilnya melalui dividen.
Stalwarts (pertumbuhan sedang)
Emiten stalwarts alias pertumbuhan sedang biasanya mempunyai untung nan bertumbuh di atas PDB. Investasi di perusahaan jenis ini memerlukan keahlian timing jual dan beli.
Perusahaan jenis ini biasanya sudah mapan, namun tetap mempunyai ruang bertumbuh. Timing beli nan baik bakal memberikan kesempatan capital gain 30-50%.
Fast growers (pertumbuhan cepat)
Perusahaan jenis ini biasanya mempunyai kapitalisasi pasar mini dan pertumbuhan garang 20-25% tiap tahunnya. Dalam jangka panjang, emiten jenis ini berpotensi memberikan imbal hasil multi bagger alias acapkali lipat.
Kecilnya skala upaya perusahaan berpotensi memberikan ruang pertumbuhan. Analoginya adalah untung bersih 1 juta lebih mudah menumbuhkan menjadi 10 juta dibanding 100 triliun menjadi 1000 triliun.
Kategori ini merupakan favorit Peter Lynch. Biasanya, perusahaan jenis ini bergerak di industri nan condong tidak banyak pesaing. Hal tersebut dapat membikin perusahaan mempunyai margin tinggi akibat karakter bisnisnya.
Selain itu, perusahaan kategori ini perlu untuk berinovasi cepat, lantaran pertumbuhan sigap mengundang pesaing. Oleh karena itu, perusahaan jenis ini perlu untuk terus berinovasi untuk mempertahankan dari pesaing.
Namun, perusahaan juga perlu memperhatikan pendanaan dan likuiditas untuk mempertahankan upaya dari potensi utang menggunung.
Cyclicals (pergerakan seiring siklus)
Perusahaan jenis ini berjuntai pada pergerakan kondisi ekonomi suatu sektor. Kategori ini cukup banyak di IHSG, mengingat banyaknya perusahaan nan bergerak di sektor komoditas.
Laba bersih perusahaan komoditas berjuntai dengan kondisi nilai komoditas. Kenaikan nilai komoditas menyebabkan untung bersih meningkat, sedangkan penurunan nilai komoditas menyebabkan penurunan laba, apalagi hingga merugi.
Strategi berinvestasi di kategori ini perlu pemahaman sektoral nan baik. Investor perlu mempunyai kepercayaan untuk membeli di saat industri terpuruk.
Saat pasar di puncak euforia, penanammodal perlu berhati-hati dan keluar saat siklus berada di puncak.
Turnarounds (perbalikan arah)
Kategori ini merupakan mempunyai karakter perusahaan nan sedang di kondisi krisis, namun dapat memperkuat dan beberapa kasus menjadi titik kembali pertumbuhan.
Hal nan perlu diperhatikan untuk berinvestasi di perusahaan jenis ini adalah potensi, baik internal maupun eksternal untuk melakukan perbaikan.
Asset plays (aset tersembunyi)
Kategori ini merupakan perusahaan nan mempunyai aset tersembunyi nan nilainya perlu penelusuran mendalam, baik laporan finansial alias info lainnya.
Aset tersebut dapat berupa tanah, merek dagang, kewenangan paten, dan aset tak terlihat lainnya.
Biasanya, saham jenis ini bakal melonjak, ketika keahlian untung bersih mengalami perbaikan. Investor bakal mulai melirik aset perusahaan dan menemukan kebenaran tersembunyi tersebut nan membikin saham diperebutkan.
Pemahaman penanammodal mengenai kategorisasi upaya perusahaan bakal membikin pemahaman mengenai timing, prospek, dan karakter dari suatu saham.
Pelaku pasar dapat lebih memahami kaitan keahlian dan pergerakan saham, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lirik 'Celah' Investasi Saat Rupiah Masih di Atas Rp16.000/USD
Next Article Harga Saham Berfluktuasi, GOTO Buka Suara