Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan ikan kaleng untuk masuk menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Terkait perihal ini, mahir gizi organisasi Tan Shot Yen memberi tanggapan. Menurutnya, ikan kaleng umumnya berbeda dengan ikan segar dari segi rasa.
Di sisi lain, pengemasan ikan kaleng nan tidak tepat alias kedaluwarsa juga dapat menakut-nakuti kesehatan. Dia mengingatkan agar pemerintah perlu pula memikirkan akibat botulinum toxin alias racun botulinum.
"Perlu dipikirkan juga akibat botulinum toxin," kata Tan kepada Health Liputan6.com melalui pesan tertulis, Jumat (15/11/2024).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) botulinum toxin adalah pemicu botulisme dari makanan (Foodborne botulism). Ini adalah penyakit serius berupa keracunan nan berpotensi fatal. Racun botulinum dapat terbentuk dalam makanan nan terkontaminasi.
Spora nan dihasilkan oleh kuman Clostridium botulinum (C. botulinum) tahan panas dan terdapat secara luas di lingkungan. Jika tidak ada oksigen, mereka bakal berkecambah, tumbuh, dan kemudian mengeluarkan racun.
Racun botulinum tertelan melalui makanan nan diproses secara tidak betul di mana kuman alias spora memperkuat hidup, kemudian tumbuh dan menghasilkan racun.
Meskipun sebagian besar disebabkan oleh keracunan makanan, b...