CNN Indonesia
Selasa, 05 Nov 2024 11:29 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte bicara blak-blakan soal masa depan aliansi andaikan mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump memenangkan pemilihan presiden (pilpres) AS 2024.
Dalam konvensi pers berbareng Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Senin (4/11), Rutte mengatakan aliansi militer ini bakal bekerja dengan siapa pun nan bakal menjadi presiden AS berikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapa pun nan memenangkan pemilu AS, kami bakal bekerja sama dengannya, baik itu Kamala Harris alias pun Donald Trump. Saya bakal memastikan bahwa aliansi tetap bersatu," kata Rutte, seperti dikutip Anadolu Agency.
Nasib Pakta Pertahanan Atlantik Utara pasca pemilu AS sempat menjadi perbincangan usai Donald Trump kembali mencalonkan diri sebagai presiden AS dari Partai Republik.
Trump, saat menjabat presiden dahulu, kerap vokal mengkritik NATO lantaran sejumlah perihal mulai dari masalah anggaran hingga pandangan personal.
Trump menilai pembagian finansial di tubuh NATO tak adil. Negara-negara personil dari Eropa menurutnya hanya mengeluarkan sedikit anggaran dibandingkan AS.
AS sejauh ini menjadi kontributor terbesar bagi operasional NATO. Negeri Paman Sam menggelontorkan sekitar US$860 miliar alias sekitar Rp13,5 kuadriliun untuk menopang aktivitas aliansi tersebut.
Masih dalam kesempatan nan sama, Rutte mengatakan Amerika Serikat tahu betul jika Rusia memenangkan perang di Ukraina maka NATO bakal menghadapi ancaman nyata di wilayah timur.
Oleh karena itu, demi menjaga stabilitas di Eropa dan Amerika, dia meyakini bahwa AS tak bakal "mengulangi kesalahan" nan sama dengan menarik diri dari Eropa seperti pasca Perang Dunia I.
(blq/bac)
[Gambas:Video CNN]