Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi di era digital mempermudah beragam aktivitas tapi juga memicu beragam ancaman risiko kesehatan nan mengintai.
Penyakit degeneratif seperti hipertensi, serangan jantung, stroke, kanker, dan glukosuria melitus sekarang semakin banyak diidap, terutama akibat pola hidup dan pola makan nan tidak sehat.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) nan dirilis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2023 menunjukkan tingginya prevalensi hipertensi sebesar 30,8 persen dan diabetes sebesar 11,7 persen. Angka ini didapat berasas pengukuran tekanan darah serta pemeriksaan kadar gula darah.
Selain itu, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, di mana penyakit ini merupakan penyakit katastropik dengan pembiayaan tertinggi ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Data tersebut menggarisbawahi pentingnya pengelolaan kesehatan nan lebih baik, untuk mengurangi laju peningkatan kasus.
Maka dari itu, Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan, Terawan Agus Putranto menyampaikan pentingnya pengelolaan rutinitas dan style hidup agar terhindar dari penyakit kritis. Seperti penyakit kardiovaskular dan glukosuria nan acap kali menyerang masyarakat di Indonesia.
Menurut Terawan, banyak orang nan merasa dirinya sehat, padahal tanda-tandanya seringkali tidak terlihat.
“Oleh lantaran itu, krusial bagi kita semua untuk melakukan pemeriksaan awal guna mendeteksi penyakit dengan lebih seksama,” kata Te...