CNN Indonesia
Senin, 28 Okt 2024 10:55 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Sekelompok demonstran di Israel menginterupsi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat berpidato dalam upacara peringatan 1 tahun serangan Hamas 7 Oktober lampau pada Minggu (27/10) waktu setempat.
Dalam siaran langsung nan dirilis pemerintah Israel, para demonstran nan datang dalam upacara peringatan 1 tahun serangan Hamas membikin keributan nan memaksa Netanyahu menghentikan pidatonya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka dilaporkan membikin keributan selama lebih dari 1 menit seraya mengeluarkan hinaan kepada Netanyahu. Salah satu demonstran mengatakan "Anda memalukan!". Sementara itu, demonstran lain ada nan mengatakan "Ayah saya terbunuh!" secara berulang-ulang.
Para demonstran tersebut mencela pidato Netanyahu lantaran family mereka tewas dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Serangan itu menjadi pematik agresi sadis Israel ke Jalur Gaza Palestina nan terjadi hingga hari ini dan telah menewaskan nyaris 43 ribu penduduk Palestina.
Para pedemo mengeluarkan kekecewaan dengan melontarkan beragam hinaan lantaran menganggap PM nan sekarang berumur 75 tahun itu kandas membendung serangan Hamas hingga menyebabkan banyak korban jiwa.
Menurut laporan Al Jazeera, para demonstran sebetulnya tidak diizinkan memberikan pidatonya untuk meluapkan kekecewaan kepada Netanyahu. Sebab, mereka dikhawatirkan bakal mengkritik pemerintah Israel imbas serangan Hamas.
Namun, para demonstran akhirnya diizinkan untuk memberikan pidatonya usai keributan terjadi.
Tekanan publik Israel kepada PM Netanyahu belakangan ini sedang meningkat. Sebab, publik Israel mau Netanyahu segera menyudahi perang dengan Palestina dan mendorong gencatan senjata.
Namun, alih-alih mendorong gencatan senjata, dia malah mendorong bentrok makin meluas ke negara-negara Timur Tengah lainnya, seperti Iran dan Lebanon.
Banyak pihak nan juga menuduh Netanyahu berupaya menghalangi upaya gencatan senjata untuk terus melakukan serangan ke Palestina.
Dalam pidato terpisah, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, mengatakan bahwa pihaknya tidak bakal berakhir melakukan serangan ke Palestina sampai sandera Israel nan ditawan Hamas dibebaskan.
Ia menegaskan, selain upaya militer, upaya pembebasan sandera tersebut juga krusial dilakukan untuk mendorong gencatan senjata antara Israel dan Palestina.
"Tidak semua tujuan dapat dicapai melalui operasi militer saja. Untuk mewujudkan tugas moral kita untuk membawa pulang sandera kita, kita kudu membikin konsesi nan menyakitkan," kata Gallant dilansir Al Jazeera.
(gas/rds)
[Gambas:Video CNN]