CNN Indonesia
Sabtu, 20 Jul 2024 11:00 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masa tolol menanggapi keputusan Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) nan memerintahkan Israel segera angkat kaki dari wilayah Palestina lantaran dinilai melanggar hukum.
Netanyahu menyebut keputusan tersebut berasas kebohongan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bangsa Yahudi bukanlah kolonialis di tanah air mereka sendiri, tidak di ibu kota kekal kami, Yarusalem, maupun di warisan leluhur kami di Yudea dan Samaria (Tepi Barat nan diduduki), " kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
ICJ memutuskan pendudukan Israel atas wilayah Palestina selama beberapa dasawarsa adalah terlarangan dan kudu diakhiri secepat mungkin. Keputusan ICJ tersebut disampaikan pada Jumat (19/7).
Karenanya, pengadilan memerintahkan Israel segera angkat kaki dari wilayah Palestina lantaran keberadaannya melanggar hukum.
"Pengadilan memutuskan keberadaan Israel di Wilayah Palestina adalah ilegal," kata Hakim Ketua ICJ Nawaf Salam di Den Haag, Jumat (19/7).
Israel juga diminta segera menghentikan semua aktivitas pemukiman baru dan menghentikan pengusiran terhadap masyarakat Palestina.
"Kebijakan dan praktik Israel, termasuk pembangunan pemukiman baru dan pembuatan tembok pemisah antara wilayah-wilayah tersebut, mengarah pada aneksasi bagian-bagian besar dari wilayah nan diduduki," lanjut hakim.
Namun, Israel bersikeras operasi militernya di Gaza adalah corak pembelaan diri atas serangan Hamas 7 Oktober lalu. Negeri Zionis juga menekankan bahwa sasaran mereka adalah Hamas bukan penduduk sipil Palestina dan bahwa para pemimpin mereka tak menunjukkan genosida.
Agresi Israel di Jalur Gaza hingga sekarang telah menewaskan lebih dari 36 ribu orang. Mayoritas anak-anak dan perempuan.
Pasukan Israel belakangan makin intens melancarkan serangan di Rafah, tempat bagi 1,4 juta penduduk Palestina mengungsi imbas agresi.
Serangan itu dilakukan meskipun ICJ telah memerintahkan Negeri Zionis untuk mengakhiri operasi militer di kota selatan Gaza tersebut.
(fby/bac)
[Gambas:Video CNN]