Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan Indonesia Juli 2024 mengalami surplus US$0,47 miliar alias US$ 470 juta. Ini adalah surplus 51 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Surplus ini berasal dari sektor nonmigas US$2,60 miliar, tetapi tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$2,13 miliar.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan surplus pada Juli ini turun 1,92% secara bulanan (month to month/mtm). Dengan demikian surplus Juli lebih rendah dari bulan sebelumnya dan jika dilihat secara tahunan, surplus ini juga lebih rendah.
"Surplus Juli 2024 ini ditopang surplus komoditas migas, ialah US$ 2,61 miliar dengan komoditas penyumbang utama adalah bahan bakar mineral, ada batu bara di dalamnya, lemak dan minyak nabati nan kebanyakan palm oil. serta besi baja," papar Amalia.
Sementara itu, surplus neraca jual beli nonmigas Juli ini lebih rendah dibandingkan dengan Juni 2023 (year on year/yoy). Adapun, neraca migas tetap tercatat defisit sebesar US$ 2,13 miliar, dengan komoditas penyumbang defisit hasil minyak dan minyak mentah.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Aturan MIP Batu Bara Tak Kunjung Terbit, Ini Kata Anak Buah Luhut
Next Article Emiten Batubara Royal Bagi Dividen Meski Laba Susut, Layak Koleksi?