Jakarta -
Makam Syekh Abdurrahman, yang terletak di kompleks Masjid Agung Karawang, menjadi salah satu spot yang dikunjungi peziarah. Terutama, pada malam Jumat.
Saat mengunjungi makam itu pada Kamis (19/9/2024), suasana di sekitar makam tampak lebih ramai dibandingkan hari-hari biasa. Setiap malam Jumat, rupanya ada pengajian dan tawasul setelah salat Isya.
Pengunjung tidak dikenakan biaya untuk memasuki makam, hanya ada kotak infaq yang disediakan untuk pemeliharaan masjid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke makam tidak bayar, paling ada infaq untuk pemeliharaan, dan itu pun kalau tidak memberi tidak apa-apa," kata Amir, marbot dan penjaga masjid, kepada detiktravel.
Namun, perlu diperhatikan bahwa selama waktu salat berjamaah, termasuk saat salat Jumat, jemaah tidak diperbolehkan mengunjungi makam itu.
Banyak jemaah memanfaatkan kesempatan ini untuk berziarah ke makam yang berada di belakang masjid. Itu adalah makam SyekhAbdurrahman, satu dari tiga pendiri Masjid AgungKarawang. Dua sosok lainnya adalah Syekh Hasanudin bin Yusuf Sidik (Syekh Quro) dan Syekh Maulana Idhofi.
Mesjid Agung Karawang itu didirikan pada tahun 1418 Masehi/838 Hijriyah. Dulu, bukan hanya masjid, namun bangunan yang didirikan di atas lahan 9x9 metre itu digunakan sebagai pondok pesantren yang diberi nama pesantren Quro. Masjid itu disebut-sebut sebagai masjid tertua di Jawa.
Dikutip dari situs resmi masjid, masjid itu dibangun tidak jauh dari Pelabuhan Sundapura Padjajaran Karawang di sungai Citarum dan pertemuan dengan Cibeet. Sekarang lokasi bekas pelabuhan tersebut telah menjadi daratan dan lebih dikenal dengan...