Laut China Selatan Memanas, Menlu AS dan China Bertemu di Laos

Sedang Trending   by: Joko Sanjaya 4 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Para diplomat tinggi China dan Amerika Serikat berjumpa untuk berkompromi di Laos, Sabtu (27/7), lantaran Washington cemas tentang hubungan Beijing nan semakin dalam dengan Moskow dan tindakannya di Laut China Selatan.

Kedua negara bakal berjumpa sekitar satu jam di sela-sela pertemuan menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), kata pejabat AS.

Sementara itu, kementerian luar negeri China mengatakan mereka bakal berganti pandangan tentang isu-isu nan menjadi perhatian bersama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan Menlu AS Anthony Blinken ke Asia disebut-sebut sebagai upaya untuk mempromosikan area Asia-Pasifik nan "bebas dan terbuka". Terminologi ini juga menjadi kritik terselubung terhadap ambisi ekonomi, strategis, dan teritorial China di area tersebut.

Sesaat sebelum pertemuan, dia mengecam tindakan nan meningkat dan melanggar norma Beijing di Laut Cina Selatan, wilayah China dan Filipina bersengketa teritorial. 

Blinken tiba di Laos dua hari setelah menteri luar negeri China dan Rusia berjumpa dengan blok ASEAN nan beranggotakan 10 negara.

Pada Kamis, Wang Yi berjumpa dengan menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov di Vientiane dan membahas arsitektur keamanan baru untuk Eurasia. Keduanya juga sepakat untuk bersama-sama "melawan segala upaya oleh pasukan ekstra-regional untuk mencampuri urusan Asia Tenggara".

China mempunyai kemitraan politik dan ekonomi nan kuat dengan Rusia, yang membikin personil NATO melabeli Beijing sebagai 'fasilitator utama' keterlibatan Moskow dalam perang di Ukraina.

Laut nan berombak

Suhu antara Manila dan Beijing tetap tinggi, meskipun ada kesepakatan minggu lampau untuk memasok kembali pasukan Filipina nan ditempatkan di Laut China Selatan.

Beijing menyatakan kepemilikan pada nyaris seluruh wilayah tersebut, meski ada putusan pengadilan internasional nan menyatakan bahwa pernyataannya tidak mempunyai dasar hukum.

Bentrokan antar kedua negara memicu kekhawatiran muncul bentrok nan dapat menyeret Amerika Serikat lantaran perjanjian pertahanan berbareng dengan Manila.

Pada Sabtu, Manila mengatakan telah sukses memasok kembali pasukan di Second Thomas Shoal, wilayah nan menjadi tempat bentrok keras antara kapal-kapal China dan Filipina dalam beberapa bulan terakhir.

Misi tersebut dilaksanakan berasas kesepakatan nan disetujui dengan Beijing minggu lalu.

"Kami senang mengetahui keberhasilan pasokan kembali hari ini," kata Blinken. "Kami menghargai itu dan berambisi dan berambisi untuk melihatnya terus berlanjut."

"Kami berambisi China melaksanakan perjanjian tersebut," kata menteri luar negeri Filipina Enrique Manalo kepada wartawan di Vientiane pada Jumat malam.

"Saya pikir itu bakal menjadi langkah maju nan krusial dalam meredakan ketegangan dan mudah-mudahan mengarah pada bagian kerja sama lainnya di Laut Cina Selatan."

Seorang pelaut Filipina kehilangan ibu jari dalam konfrontasi terakhir pada 17 Juni ketika personil penjaga pantai China nan membawa pisau, tongkat, dan kapak menggagalkan upaya Angkatan Laut Filipina untuk memasok kembali pasukannya.

(AFP/vws)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber Artikel Internasional
Author  Joko Sanjaya
Artikel Internasional