Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses bangkit dan melesat pada perdagangan sesi I Selasa (3/12/2024), di tengah optimisme pasar bakal lebih stabilnya indeks saham Tanah Air di Desember 2024.
Hingga pukul 10:40 WIB, IHSG melonjak 1,33% ke posisi 7.140,44. IHSG pun sukses kembali ke level psikologis 7.100, setelah kemarin sempat terkoreksi ke level 7.040-an.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,8 triliun dengan volume transaksi mencapai 9,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 611.390 kali. Sebanyak 325 saham menguat, 224 saham melemah, dan 225 saham condong stagnan.
Secara sektoral, sektor teknologi menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini ialah mencapai 2,76%.
Sementara dari sisi saham, emiten perbankan raksasa mendominasi penopang IHSG ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) nan mencapai 18,1 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 14,9 indeks poin, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 7,3 indeks poin.
Selain itu, ada emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) nan juga menjadi penopang IHSG masing-masing sebesar 12,8 indeks poin dan 9,3 indeks poin
Berikut ini saham-saham penopang IHSG di sesi I hari ini.
Pasar tampaknya mulai optimis kembali setelah kemarin IHSG merana hingga menyentuh level psikologis 7.000. Prospek Desember nan condong cerah akibat adanya potensi kejadian window dressing membikin pasar semakin percaya IHSG dapat lebih stabil di Desember.
Di lain sisi, ada sedikit berita baik dari global, terutama dari Amerika Serikat (AS), di mana beberapa pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mendukung langkah The Fed untuk kembali memangkas suku kembang acuannya di pertemuan terakhir The Fed di 2024.
Gubernur The Fed, Christopher Waller, menyatakan support untuk potensi pemotongan suku kembang lebih lanjut pada pertemuan The Fed Desember, dengan inflasi tetap diproyeksikan turun ke sasaran 2%. Pernyataan ini meningkatkan ekspektasi pasar bahwa pemotongan suku kembang bakal terjadi, dengan kesempatan nyaris 75%.
Waller menekankan bahwa kebijakan tetap cukup ketat, dan pemotongan suku kembang tidak bakal secara drastis mengubah pendekatan kebijakan moneter. Namun, keputusan akhir bakal mempertimbangkan info terbaru mengenai inflasi, lapangan kerja, dan pengeluaran konsumen sebelum pertemuan The Fed terakhir di tahun ini.
"Kebijakan tetap cukup restriktif sehingga pemotongan tambahan pada pertemuan berikutnya tidak bakal secara drastis mengubah pendekatan kebijakan moneter dan memberi ruang nan cukup untuk memperlambat laju pemotongan suku kembang nantinya, jika diperlukan, untuk menjaga kemajuan menuju sasaran inflasi kami," kata Waller dalam simposium bank sentral nan diselenggarakan oleh American Institute for Economic Research.
Sedangkan Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, menyatakan bahwa hasil pertemuan tersebut belum pasti.
Sementara itu, Presiden The Fed New York, John Williams, dalam pernyataan tertulisnya, tidak membahas keputusan Desember tetapi memperkirakan bahwa pemotongan suku kembang tambahan bakal diperlukan "seiring waktu."
Pernyataan dari kreator kebijakan utama AS ini membikin penanammodal pada perangkat Fedwatch meningkatkan ekspektasi untuk pemotongan suku kembang sebesar 25 pedoman poin (bps) pada pertemuan Fed tanggal 17-18 Desember hingga 75% dan menekan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor dua tahun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bermaksud membujuk pembaca untuk membeli, menahan, alias menjual produk alias sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun untung nan timbul dari keputusan tersebut.(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Kembali Menguat, Balik ke Level 7.100-an
Next Article Saham Bank Raksasa Bergairah Lagi, IHSG Cerah Bergairah