CNN Indonesia
Sabtu, 29 Jun 2024 11:05 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Performa jelek Presiden Joe Biden dalam debat saat menghadapi Donald Trump menimbulkan kekhawatiran baru bagi Partai Demokrat mengenai keberlanjutan Biden di kontestasi pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024.
Performa Biden dianggap rentan di pilpres 2024 AS melawan Donald Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli Strategi Partai Demokrat David Axelrod menilai tidak bakal mudah bagi Biden untuk mundur dari kontestasi pilpres meskipun performanya kurang memuaskan dalam debat terakhir.
David mengatakan perihal itu dikarenakan Biden sudah terpilih sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Biden, kata dia, juga telah dipilih oleh nyaris seluruh delegasi partai dalam proses pemilihan kandidat terdahulu.
"Sekarang ini bukan lagi era tahun 1960-an. Di mana pemilih memilih kandidatnya. Saat ini dia (Biden) kandidatnya," jelasnya dikutip dari CNN, Sabtu (29/6).
Sistem pemilihan kandidat nan dilakukan oleh Demokrat dengan memprioritaskan bunyi delegasi partai daripada ketua partai sudah dilakukan pascapilpres 1968.
Pada pilpres kala itu, muncul ketidakpuasan usai Partai Demokrat mengusung Wakil Presiden Hubert Humphrey setelah Presiden Lyndon Johnson mundur lantaran banyak pertentangan mengenai kebijakan perang di Vietnam.
Dalam konvensi nasional Partai Demokrat di Chicago, Humphrey disebut mewakili keberlanjutan kebijakan perang Vietnam pada era Presiden Johnson. Aksi bentrok maut antara massa tindakan dengan polisi terjadi setelah Humphrey menerima pencalonan tersebut.
Kondisi berbeda diperkirakan bakal terjadi andaikan Biden nan telah terpilih sebagai kandidat oleh kebanyakan delegasi memutuskan untuk mundur dari pilpres, meski Partai Demokrat bakal kembali menggelar konvensi di Chicago pada Agustus mendatang.
Permasalahannya, andaikan kandidat utama mengundurkan diri setelah mengantongi bunyi kebanyakan pada pemilihan awal, masing-masing delegasi kembali diharuskan memilih calon kandidat baru pada saat konvensi.
Partai Demokrat sendiri telah menetapkan pemisah waktu hingga 22 Juni, kepada 3.900 delegasi di negara bagian untuk menentukan kandidat. Saat ini nyaris seluruh delegasi menyerahkan nama Biden sebagai proses pemilihan awal.
Tidak hanya sekedar berjanji memilih Biden dalam pilpres, para delegasi nan mendukung tersebut juga telah disetujui oleh tim kampanye Biden.
Oleh karenanya meskipun kebanyakan peserta konvensi memutuskan untuk memilih kandidat baru, perihal itu tidak bakal terlaksana andaikan para pendukung Biden tidak menarik suara.
Hal tersebut juga menandakan andaikan nantinya Biden dicoret sebagai kandidat, maka mereka-mereka nan sempat mendukung Biden juga nan bertanggung jawab untuk memilih kandidat penggantinya.
(tfq/bac)
[Gambas:Video CNN]