Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan master Gedung Putih untuk Donald Trump, Ronny Jackson, membantah pernyataan Direktur FBI Christopher Wray nan menyebut bahwa bukan pecahan peluru nan melukai telinga kanan calon presiden Partai Republik tersebut.
Trump selama dalam upaya percobaan pembunuhan di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 13 Juli lalu. Narasi bahwa sebuah peluru menembus telinga Trump dan bahwa dia hanya seperempat inci lolos dari kematian telah menjadi komponen utama kampanye laki-laki berumur 78 tahun itu.
Banyak pendukungnya mengatakan kebenaran bahwa dia selamat adalah kombinasi tangan Tuhan dan Trump kerap menyebut perjumpaannya dengan kematian dalam pidato kampanyenya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menerima peluru demi demokrasi," kata Trump kepada para pendukungnya di sebuah rapat umum di Grand Rapids, Michigan, pada tanggal 20 Juli lalu, seperti dilansir Reuters.
Ronny Jackson, nan merupakan master Trump ketika dia tetap menjabat sebagai Presiden AS, merilis sebuah pernyataan sehari setelah Trump mengkritik Direktur FBI Christopher Wray lantaran memberi tahu personil parlemen AS pada minggu ini bahwa tidak jelas apakah Trump terkena peluru, alias pecahan peluru alias kaca.
"Sama sekali tidak ada bukti bahwa itu adalah sesuatu selain peluru," tulis Jackson, sosok nan juga dikenal dekat dengan Trump. "Direktur FBI Wray salah dan tidak layak untuk menyebut perihal lain," imbuhnya.
Pada Jumat (26/7) malam waktusetempat, beberapa jam setelah pernyataan Ronny Jackson, FBI merilis pernyataan: "Yang mengenai telinga mantan Presiden Trump adalah peluru, baik utuh alias terfragmentasi menjadi potongan-potongan kecil, nan ditembakkan dari senapan pelaku."
Jackson, nan mengaku bekerja sebagai petugas medis medan perang di Irak dan telah merawat banyak luka tembak dalam kariernya, telah memantau telinga Trump nan terluka sejak insien percobaan pembunuhan itu.
Pada Kamis (25/7), Trump menggunakan akun media sosial Truth Social miliknya untuk mengecam Wray. "Tidak, sayangnya, peluru nan mengenai telinga saya, dan mengenainya dengan keras. Tidak ada kaca, tidak ada pecahan peluru," tulis Trump.
"Tidak heran FBI nan dulu terkenal itu telah kehilangan kepercayaan Amerika!" lanjut Trump.
Jason Miller, ahli bicara kampanye Trump, mengatakan kepada Reuters bahwa klaim apa pun bahwa Trump terkena sesuatu selain peluru adalah "omong kosong konspirasi."
Trump mengatakan pada Jumat (26/7) bahwa dia berencana untuk kembali ke Butler untuk mengadakan rapat umum lainnya. Ia mengatakan tujuan kembali ke Butler adalah untuk memberi penghormatan kepada Corey Comperatore, petugas pemadam kebakaran sukarelawan berumur 50 tahun nan tewas dalam serangan itu, dan pendukung Trump lainnya nan terluka dalam kejadian penembakan itu.
(wiw)
[Gambas:Video CNN]