Sebulan, Saham Wijaya Karya (WIKA) Udah Terbang 138,58%

Sedang Trending   by: Gungun 4 bulan yang lalu

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bangunan BUMN Karya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terpantau kembali terbang pada perdagangan sesi I Senin (2/9/2024), di tengah sedikit membaiknya keahlian finansial perseroan pada semester pertama 2024.

Per pukul 11:41 WIB, saham WIKA terbang 20,51% ke posisi Rp 470/saham. Pada sesi I hari ini, WIKA bergerak di rentang nilai Rp 316 - Rp 478 per saham.

Dalam sepekan terakhir, WIKA sudah melejit hingga 32,77%. Sedangkan selama sebulan terakhir, WIKA terbang 138,58%, dan sepanjang tahun ini meroket 129,51%.

Saham WIKA pada sesi I hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 36.468 kali dengan volume sebesar 580,895 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 259,93 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 18,74 triliun.

Hingga pukul 11:41 WIB, di order bid alias beli, pada nilai Rp 456/saham menjadi posisi dengan antrean beli terbanyak di sesi I hari ini ialah mencapai 25.273 lot alias sekitar Rp 1,1 miliar.

Sedangkan di order offer alias jual, pada nilai Rp 486/saham alias pemisah atasnya pada sesi I hari ini menjadi posisi dengan antrean jual terbanyak ialah mencapai 216.522 lot alias sekitar Rp 10,5 miliar.

Saham WIKA nan kembali terbang pada sesi I hari ini terjadi di tengah berita bahwa penanammodal telah memborong saham WIKA pada akhir pekan lampau apalagi mungkin bersambung pada hari ini.

Pada Jumat pekan lalu, sebanyak 558,31 juta saham ditransaksikan, gelombang 15.842 kali, dan nilai transaksi Rp 206,67 miliar. Investor asing juga memborong saham WIKA dengan catatan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 61,2 miliar pada perdagangan akhir pekan lampau sekaligus akhir Agustus lalu.

Saham WIKA diborong penanammodal pada akhir pekan lampau lantaran resmi masuk ke dalam indeks MSCI Small Cap dan efektif mulai hari ini.

Dari keahlian keuangannya di semester I-2024, WIKA sukses membalikan kerugiannya menjadi untung. WIKA mencatat untung bersih sepanjang semester I tahun 2024 sebesar Rp 401,9 miliar. Angka tersebut melonjak sebesar 121% dari periode sama tahun lampau dari rugi Rp 1,88 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi, pendapatan WIKA hingga Juni 2024 sebesar Rp 7,53 triliun. Capaian tersebut turun 18,59% dari periode nan sama tahun lampau sebesar Rp 9,25 triliun.

Seiring dengan turunnya pendapatan, maka beban pokok pendapatan juga turun menjadi Rp 6,88 triliun dari sebelumnya nan sebesar Rp 8,47 triliun. Sehingga untung kotor sebesar Rp 645,52 miliar alias turun dari sebelumnya nan sebesar Rp 779,03 miliar.

Beban penjualan WIKA membengkak menjadi Rp 5,3 miliar dari sebelumnya Rp 2,69 miliar. Beban umum dan manajemen Rp479,52 miliar, naik dari Rp449,85 miliar.

Capaian untung disumbang dari penghasilan lain-lain sepanjang semester I sebesar 1.410% menjadi Rp 4,38 triliun dari sebelumnya Rp 296,76 miliar. Serta beban lain-lain turun menjadi Rp 1,14 triliun dari Rp 1,21 triliun.

Selanjutnya, untung upaya meroket 674% menjadi Rp 3,39 triliun dari periode nan sama tahun lampau rugi Rp 595,96 miliar. Beban finansial sebesar Rp 1,85 triliun alias naik dari Rp 1,23 triliun. Beban pajak penghasilan final Rp 119,96 miliar turun dari Rp 184,71 miliar.

Adapun total liabilitas Rp 51,2 triliun turun dari Rp 56,4 triliun. Sementara total aset sebesar Rp 67,06 triliun, alias naik dari jenis akhir tahun lampau Rp 65,98 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bermaksud membujuk pembaca untuk membeli, menahan, alias menjual produk alias sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun untung nan timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Dapat PMN & Banjir Kontrak Baru, Saham BUMN Karya Terbang

Next Article Peringkat WIKA Naik dan Dapat Prospek Stabil dari Pefindo

Selengkapnya
Sumber Konten Market
Author  Gungun
Konten Market