Netanyahu Sebut Pejabat Israel Tolak Serangan Pager di Lebanon, Siapa?

Sedang Trending   by: Putra Joko 3 minggu yang lalu

tim | CNN Indonesia

Selasa, 12 Nov 2024 11:50 WIB

Netanyahu sebut ada pejabat Israel nan tolak serangan pager di Lebanon, diduga eks Menhan Yoav Gallant. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: via REUTERS/ABIR SULTAN

Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, blak-blakan mengatakan ada seorang pejabat Israel nan menolak melancarkan serangan pager di Lebanon.

Dalam laporan media Ibrani, Netanyahu disebut menyampaikan kepada kabinetnya soal serangan pager dan walkie-talkie di Lebanon nan mengguncang negara itu pada 16 dan 17 September lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan itu, Netanyahu mengakui bahwa Israel dalang di kembali ledakan nan menewaskan 37 orang dan melukai nyaris 3.000 orang itu.

Namun, selain memberikan pengakuan, Netanyahu juga menyampaikan bahwa seorang pejabat ada nan menolak melakukan serangan itu.

"Operasi penyadapan dan pemusnahan [pemimpin Hizbullah Hassan] Nasrallah telah diluncurkan, meskipun ada penolakan dari pejabat senior di lembaga keamanan dan eselon politik nan bertanggung jawab atas operasi tersebut," kata Netanyahu dalam rapat tersebut.

Salah satu pejabat Israel telah mengonfirmasi pernyataan Netanyahu kepada CNN.

Ini kali pertama Israel mengakui peran mereka dalam serangan di Lebanon. Penjelasan pemerintah kepada media mengenai pernyataan Netanyahu juga mengonfirmasi bahwa Negeri Zionis berada di kembali operasi ledakan pager dan walkie-talkie.

Pernyataan Netanyahu di sini juga mengisyaratkan perpecahan di dalam internal pemerintahan. Ada spekulasi bahwa kritikan Netanyahu ini ditujukan pada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

Gallant dipecat Netanyahu pada 5 November lampau usai keduanya kerap berkonflik dan berbeda pendapat. Netanyahu saat itu menjelaskan pemecatan Gallant lantaran kepercayaannya kepada sang menteri telah hilang.

Gallant sementara itu juga mengatakan bahwa pemecatannya merupakan hasil dari perselisihan dirinya dan Netanyahu mengenai tiga hal, ialah masalah wajib militer ultra-Ortodoks, belum pulangnya seluruh sandera di Gaza, dan perlunya penyelidikan resmi atas serangan milisi Hamas pada 7 Oktober.

Pada Maret 2023 lalu, Gallant sempat dipecat Netanyahu buntut menolak rencana Netanyahu mereformasi peradilan nan mengerdilkan peran Mahkamah Agung di Israel.

Namun, sebulan kemudian, dia ditarik lagi imbas serangan Hamas pada 7 Oktober. Semenjak itu, dia memerankan peran krusial dalam melancarkan serangan ke Gaza apalagi Lebanon.

(blq/dna)

Selengkapnya
Sumber Artikel Internasional
Author  Putra Joko
Artikel Internasional