Jakarta -
Di balik hiruk-pikuk dunia modern, ada sebuah destinasi yang mengajak kita untuk menatap masa lalu dan meresapi jejak-jejak sejarah yang tertinggal. Sisa Hartaku adalah sebuah perjalanan yang menyuguhkan pengalaman mendalam tentang tragedi yang pernah terjadi di negara ini, terletak di Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Museum yang berada di Yogyakarta ini didirikan oleh Sriyanto, seorang warga yang selamat dari erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010. Museum ini tidak hanya menyimpan barang-barang yang tersisa dari bencana tersebut, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan tragedi yang menimpa masyarakat setempat.
Ketika pertama kali tiba di depan museum, kita akan disambut oleh tembok sisa reruntuhan yang bertuliskan kalimat yang bermakna dari Riyan (4-4-11) yang berbunyi, "Dengan Anda melihat bekas sisa erupsi Merapi, "maka" renungi/resapi arti hidup ini."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah membaca kalimat tersebut, rasa penasaran pun muncul tentang tragedi yang telah terjadi. Saat berjalan menuju pintu masuk, kita akan disambut dengan tembok sisa reruntuhan lain yang memuat pesan dari Merapi yang sering diagungkan dengan istilah 'Merapi tidak pernah ingkar janji' dengan menggunakan bahasa Jawa, yaitu 'Aku ora ngalahan tur yo ora pengen dikalahke, nanging mesti tekan janjine, mung nyuwun pangapuro nek ono seng ketabrak, keseret, kenter, kebanjiran lan kelelep, mergo ngalang-ngalangi dalan seng bakal tak lewati'. Artinya, 'Saya tidak mengalah, juga tidak ingin dikalahkan. Meski begitu, janji saya harus saya penuhi. Saya minta maaf jika ada yang tertabrak, terseret, hanyut, terkena banjir, dan tenggelam, karena menghalangi jalan yang m...