KBRI Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kerusuhan Massal di Inggris

Sedang Trending   by: Joko Sanjaya 1 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London memastikan tak ada penduduk negara Indonesia (WNI) nan menjadi korban dalam kerusuhan massal di Inggris.

"Berdasarkan komunikasi dengan organisasi Indonesia, hingga saat ini tidak ada WNI nan menjadi korban," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, melalui keterangan tertulis, Senin (5/8).

Judha menyampaikan KBRI London telah memberikan imbauan kepada WNI di Inggris untuk meningkatkan kewaspadaan serta mempertimbangkan urgensi andaikan hendak bepergian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KBRI juga sudah meminta WNI di London menghindari kerumunan massa dan lokasi-lokasi nan berpotensi menjadi tempat berkumpulnya demonstran.

"Para WNI diminta selalu memantau dan mengikuti pengarahan otoritas setempat. Dalam kondisi darurat, segera hubungi nomor darurat setempat 112 alias 999 ataupun saluran kekonsuleran KBRI +447795105477 alias +447425648007," kata Judha.

Berdasarkan info Kementerian Luar Negeri RI, sebanyak 18 WNI tercatat tinggal di Sunderland.

Di Manchester, ada 532 WNI nan menetap di sana. Kemudian di Leeds, sebanyak 467 WNI tinggal di sana.

Sebanyak 290 WNI juga tercatat tinggal di Nottingham dan 228 WNI di Bristol. Di Liverpool dan London, masing-masing tercatat dihuni oleh 134 WNI dan 3.279 WNI.

Inggris bergolak imbas serangkaian protes nan berujung rusuh di sejumlah wilayah.

Menurut laporan AFP, kerusuhan ini dipicu rumor tiruan soal latar belakang remaja berumur 17 tahun Axel Rudakubana nan diduga melakukan penikaman massal di Southport, Merseyside.

Penikaman itu menyebabkan tiga anak tewas dan 10 lainnya luka-luka. Mereka nan meninggal ialah Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice DaSilva Aguiar (9).

Rumor bahwa terduga pelaku seorang imigran Muslim pun beredar luas di media sosial pasca insiden. Narasi ini lantas menyulut kemarahan penduduk Inggris sehingga mereka menggelar protes.

Protes nan dimanfaatkan oleh golongan sayap kanan ini pun berujung rusuh. Massa menargetkan masjid-masjid serta pencari suaka dan organisasi Islam di sejumlah wilayah Inggris.

Di Southport, massa melempar batu bata ke sebuah masjid. Di kota di timur laut Inggris, Sunderland, para pedemo membakar mobil, instansi polisi, menjarah toko, hingga menyerang masjid.

Di Belfast, Irlandia Utara, demonstran melempar kembang api di tengah-tengah pertikaian antara golongan anti-Islam dan pedemo anti-rasisme.

Merespons kerusuhan ini, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berjanji siapa pun nan melakukan tindak kekerasan bakal dijerat norma nan berlaku.

Dia juga menuding "geng preman" telah menunggangi kesedihan bangsa untuk menebar kebencian.

(blq/dna)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber Artikel Internasional
Author  Joko Sanjaya
Artikel Internasional