Jakarta -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan soal biang kerok nilai beras nan tetap tinggi. Menurutnya, saat ini nilai pangan di seluruh bumi memang sedang mengalami kenaikan akibat penurunan produksi, tak terkecuali beras.
Dia bilang, aspek utama mahalnya nilai beras adalah produksi nan turun disebabkan oleh gelombang kekeringan nan terjadi di dunia, perihal ini pun terjadi di Indonesia. Produksi nan minim membikin pasokan jadi sedikit dan nilai beras pun naik.
"Kenapa produksinya turun? Karena ada gelombang kekeringan, gelombang panas nan panjang di negara-negara, bukan hanya Indonesia," papar Jokowi saat melakukan kunjungan ke Gudang Bulog Buntok, Barito Selatan, Kalimantan Tengah, ditulis Jumat (28/6/2024) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi menyatakan pemerintah terus berupaya untuk menggenjot produksi agar pasokan bisa terjaga, sehingga nilai beras turun.
Dilema Keseimbangan Harga
Namun, orang nomor satu di Indonesia juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepuasan petani dan keterjangkauan nilai untuk konsumen. Harga di pasar juga tak boleh terlalu rendah agar pedagang dan petani tetap bisa untung.
"Pemerintah kudu menjaga keseimbangan nan tidak mudah, menjaga keseimbangan agar harganya (membuat) petani senang, nilai di pasar, masyarakat juga senang. Tapi ya itu enggak mudah," tutur Jokowi.
Pemerintah juga tetap menyalurkan pengedaran support beras sebanyak 10 kilogram. Bantuan pangan ini bakal bersambung hingga Desember, namun diberikan dua bulan sekali, artinya support pangan bakal diberikan bulan Agustus, Oktober, dan Desember.
"Jan...