Jakarta, CNBC Indonesia - Perselingkuhan adalah salah satu perihal utama nan paling ditakutkan oleh nyaris semua orang dalam suatu hubungan romantis. Sebab, perselingkuhan dinilai sebagai corak dari pengkhianatan atas kesetiaan terhadap pasangan.
Hampir dapat dipastikan bahwa akhir dari hubungan nan diwarnai perselingkuhan adalah perpisahan. Tak hanya menimbulkan rasa sedih, perselingkuhan juga dapat memicu gangguan kesehatan mental, depresi, hingga kecemasan.
Sebenarnya, apa nan menyebabkan seseorang selingkuh dari pasangannya?
Sebuah studi baru nan dipublikasikan Archives of Sexual Behavior menemukan, aspek lingkungan diyakini dapat memengaruhi seseorang untuk berselingkuh.
Sebagai contoh, lingkungan nan memberi kesan seolah-olah perselingkuhan itu wajar dapat membikin orang berpikir tidak ada salahnya jika mereka juga selingkuh.
"Lingkungan kawan sebaya nan memberi kesan bahwa perselingkuhan itu adalah perihal wajar bisa membikin seseorang tertarik dan mempertimbangkan untuk berselingkuh," kata penulis utama studi sekaligus psikolog, Gurit Birnbaum, dikutip Sabtu (22/6/2024).
"Namun tentu saja, lingkungan di mana perselingkuhan merajalela tidak serta merta mengubah orang menjadi selingkuh," sambungnya.
Meskipun demikian, jika seseorang sudah rentan terhadap perselingkuhan alias kesempatan perselingkuhan muncul, lingkungan ini dapat memberikan dorongan ekstra. Seseorang nan berada di lingkungan semacam itu bisa mengalami dilema antara mengikuti nilai-nilai moral alias mengalah pada godaan.
Untuk lebih memahami kejadian perselingkuhan, peneliti mengek...