-
-
Berita
-
Politik
Minggu, 8 September 2024 - 11:16 WIB
Malang, VIVA - Pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) Malang Wawan Sobari mengungkap argumen munculnya calon tunggal alias kotak kosong di sejumlah kabupaten kota pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 bisa dikarenakan pilihan logis partai maupun anggaran politik.
Wawan di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu, 8 September 2024, menyatakan langkah logis nan dimaksud adalah, partai politik memandang pada figur nan muncul di pilkada kabupaten/kota beserta ketenaran alias tingkat keterkenalan di mata publik.
"Misalnya, di Kota Surabaya bakal calonnya itu petahana dan dari PDI Perjuangan, Surabaya juga pedoman PDI Perjuangan. Artinya sangat susah bagi musuh alias penantang untuk bersaing, begitu juga di Trenggalek," ujar Wawan.
Ilustrasi/Proses penghitungan bunyi manual saat Pilkada Banten, Rabu (15/2/2017)
Photo :
- ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Wawan menyatakan dari situasi tersebut, baik partai politik bakal berpikir dua kali untuk mengusulkan sosok nan diusung.