Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara menjadi ancaman nan semakin nyata, terutama bagi anak-anak. Menurut laporan UNICEF, nyaris 2000 anak di bawah usia lima tahun meninggal bumi setiap harinya akibat kualitas udara nan buruk. Data ini menunjukkan sungguh seriusnya masalah ini, nan sering kali tidak disadari dampaknya pada generasi muda.
Laporan terbaru dari Health Effects Institute di Amerika Serikat memperkuat kekhawatiran ini. Pada tahun 2021, polusi udara menjadi penyebab 8,1 juta kematian di seluruh dunia, alias sekitar 12% dari seluruh kematian global. Angka ini menjadikan polusi sebagai pembunuh kedua terbesar setelah tekanan darah tinggi, mengalahkan apalagi kematian nan disebabkan oleh merokok dan pola makan nan tidak sehat.
Anak-anak, Salah Satu Korban Polusi Udara
Anak-anak, terutama nan tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, berada pada akibat tertinggi. Kemiskinan sering kali memaksa family untuk menggunakan bahan bakar nan tidak sehat seperti batu bara, kayu, alias kotoran hewan untuk memasak, nan menghasilkan asap berbisa di dalam rumah.
UNICEF melaporkan bahwa lebih dari 500.000 anak meninggal setiap tahun lantaran paparan bahan bakar kotor ini, dengan kasus terbanyak terjadi di Afrika dan Asia.
Lebih dari 93% anak-anak di bawah usia 15 tahun, alias sekitar 1,8 miliar anak, menghirup udara nan sangat tercemar setiap hari. Kondisi ini diperburuk oleh realita bahwa anak-anak berna...